Tips Sukses Trading Saham untuk Pegawai Kantoran.

Posted: Februari 16, 2019 in Tidak Dikategorikan

pegawai kantaa

Ada banyak investor dan trader yang bermimpi untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini untuk menjadi full time trader, alias trading for living. Orang-orang tersebut umumnya melihat potensi luar biasa yang ada di bursa saham, dimana setiap hari selalu ada saham yang naik harganya naik puluhan persen, dan mereka berpikir andai saja mereka punya skill dan waktu untuk mengambil ‘peluang’ tersebut. Maka mereka tidak harus pergi ke kantor setiap pagi, dimarah-marahi bos, dan menerima gaji yang ‘segitu-segitu saja’ setiap bulannya.

Hidup sebagai full time trader tentu terlihat menarik, karena kita hanya perlu duduk di depan komputer beberapa jam sehari untuk trading tanpa harus keluar rumah, kita juga bebas menentukan kapan hari libur, dan kapan hari kerja kita sendiri. Kita akan punya jauh lebih banyak waktu untuk keluarga, untuk olahraga, dan tentunya kita juga memiliki potensi mendapatkan penghasilan bulanan yang jauh lebih besar dari penghasilan sebagai pekerja kantoran.

Saya pernah bertemu dengan seorang trader yang memiliki rencana untuk meninggalkan kerjaannya untuk menjadi full time trader, dia mengatakan kalau memiliki strategi sangat sederhana dan ampuh, yaitu dengan mencari profit 2%/minggu. Jika di hari Senin trader tersebut sudah berhasil mendapat profit 2% maka trader tersebut dia akan tutup monitor dan menikmati hidup sepenjang minggu tersebut.

Dengan target profit yang sangat konservatif yang hanya 2% per minggu, maka dalam 1 tahun pertama portfolio trader tersebut sudah naik dari 100 juta ke 280 juta. Dan di tahun kedua keuntungan mingguan sebesar 2% per minggu yang akan diperoleh trader tersebut sudah sebesar 5.6 juta per minggu, sudah cukup untuk hidup layak bersama istri dan keluarga.

Dan tentunya proyeksi itu dengan asumsi tidak ada dana tambahan lainnya yang dia kelola, dia juga percaya kalau sudah ada track record berhasil meningkatkan portfolio sebesar 180% dalam 1 tahun, maka investor akan berbondong-bondong menitipakan uangnya pada trader tersebut.

Semua itu bisa diperoleh hanya dengan mencari keuntungan 2% per minggu, dan setiap trader tahu ada puluhan saham yang naik 2% atau lebih setiap harinya, jadi harusnya tidak terlalu susah untuk memperoleh keuntungan 2% setiap minggunya.

Satu-satunya penghalang bagi trader tersebut untuk menjadi kaya raya dengan menjalankan rencana tersebut adalah: dia tidak memiliki cukup uang untuk hidup selama 1 tahun kedepan, sambil menunggu portfolionya tumbuh 180%, sampai keuntungan harian yang didapat bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

(Sebagai catatan modal awal trader tersebut adalah 100 juta, dan dengan proyeksi profit 2% per minggu dalam 1 tahun modal tersebut akan tumbuh menjadi 280 juta )

Saya percaya ada ratusan bahkan ribuan trader di Indonesia yang berpikiran kurang lebih sama dengan trader tersebut, dan merasa ‘kalau saja saya punya cukup modal’ maka mereka sudah meninggalkan pekerjaannya saat ini, dan menikmati hidup sebagai full time trader.

learn-professional-trading-md1

Namun pertanyaan terbesarnya, pernahkah anda berhasil menemukan seorang trader yang berhasil menerapkan strategi tersebut, kita tahu tidak sulit mendapat profit 2% di bursa saham, namun adakah trader yang secara konsisten bisa melakukan itu setiap minggu.

Jika untuk profit konsisten 2% per minggu itu target yang mudah dicapai, maka harusnya kita akan menemukan ratusan bahkan ribuan trader yang sudah kaya raya dari trading saham saat ini. Namun kenyataannya kalau BEI mengundang investor untuk membawakan sesi “Success Story” investor yang diundang hampir selalu Lok Kheng Hong. Ironisnya Lok Kheng Hong adalah seorang investordan bukan trader.

Cerita saja, tahun lalu memang saya diminta untuk membawakan “Success Story” dalam acara Investival di Bandung yang diadakan oleh BEI. Namun alasannya sama sekali bukan karena bursa melihat saya berhasil menggandakan uang saya puluhan bahkan ratusan kali lipat seperti Lok Kheng Hong. Karena kalau ukuran “success” nya diukur dari profit yang diperoleh, saya tahu pasti ada seorang trader di Bandung yang secara konsisten memperoleh profit jauh lebih besar dari saya.

Saya diundang untuk menceritakan “Success Story” lebih karena keberanian saya untuk menjadi full time trader langsung setelah saya lulus kuliah, dan sebagai penghargaan karena saya besama team Creative Trader lainnya berhasil menciptakan metode analisa baru di luar analisa Technical dan Fundamental.

Lalu bagaimana dengan para pakar saham yang selama ini kita kenal, kita tahu dalam era sosial media seperti sekarang banyak sekali bermunculan ‘selebriti pasar modal’, mereka yang dipercaya atau terkadang meng-claim dirinya selalu berhasil memperoleh keuntungan besar di market. Apakah mereka pun tidak berhasil memperoleh keuntungan yang konsisten di pasar modal ?

1.1asdfasdf

Pernahkan anda meneliti dari ‘selebriti-selebriti’ tersebut berapa banyak dari mereka yang benar-benar menggantungkan penghasilannya hanya dari profit trading saham? Berapa banyak yang sudah meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi full time trader ?

Kita sama-sama tahu kalau sebagian dari ‘selebriti pasar modal’ tersebut masih memiliki pekerjaan lain selain trading saham, ada yang bekerja sebagai broker atau analis di sekuritas (yang umumnya bahkan dilarang untuk trading dengan uangnya sendiri), ada juga yang bahkan pekerjaannya sama sekali tidak berhubungan dengan pasar modal. Ada yang sering meng-claim dirinya cuan besar di pasar modal tapi ujung-ujungnya menawarkan berlangganan stockpick bulanan.

Atau yang seperti saya, meskipun saya sudah trading selama hampir 10 tahun, namun sampai saat ini masih ‘rajin’ memberikan Workshop Bandarmologi dan Foreign Flow di berbagai kota.

Kedua informasi di atas tentu seperti bertolak belakang, di satu sisi kita semua tahu kalau mendapat profit 2% sehari seharusnya tidak susah-susah banget, namun pada kenyataannya sangat sulit untuk kita menemukan seorang trader yang benar-benar hidup bergatung dari profit trading saham.

Kenapa para pakar yang sepertinya sangat mahir dalam trading saham tersebut umumnya masih tetap menawarkan jasa stockpick, memberikan seminar, bahkan private class. Kenapa mereka tidak menggunakan seluruh energinya untuk trading saham, karena profit 2% sehari saja harusnya bisa membuat mereka kaya raya dan mendapat penghasilan jauh lebih besar daripada memberikan stockpick, atau layanan lainnya.

Saya memang tidak bisa menjawab alasan pakar-pakar saham lainnya, namun saya bisa menjawab alasan saya sendiri.

Kenapa saya sampai sekarang masih memberikan seminar, menulis di website, sampai memberikan ulasan dan rekomendasi secara gratis di LINE OFFICIAL selama market berjalan. Kenapa saya tidak meninggalkan semua itu dan menjadi full time trader.

Alasan pertama, karena saya memang tidak ingin ‘cepat kaya’, sejak kecil saya diajarkan untuk hidup hemat, orang tua saya berhasil menanamkan konsep, semakin sederhana hidup, semakin keren. Setelah dewasa saya mengenal sosok Warren Buffett, yang merupakan investor terkaya di dunia yang hidupnya sangat sederhana, jadi konsep tersebut justru semakin tertanam setelah saya trading saham.

Karena itu sejak saya kuliah sampai sekarang tidak ada banyak perubahan dalam gaya hidup saya, setiap hari saya ngantor masih pakai kaos oblong, celana pendek dan sendal jepit.

Saya tidak tertarik membeli mobil mewah, karena saya merasa lebih enak naik ‘taxi online’ daripada naik BMW. Saya tidak tertarik membeli jam tangan mewah, karena memang sejak kecil dulu saya tidak suka pakai jam tangan. Saya tidak suka rumah yang besar, karena saya orangnya ceroboh dan pelupa, semakin besar rumahnya semakin sulit saya mencari barang yang hilang. Jadi tidak ada dorongan yang besar dalam diri saya untuk memaksa diri saya untuk menjadi cepat kaya.

NABUR

Alasan kedua, saya sangat percaya prinsip tabur-tuai. Orang yang banyak menuai adalah orang yang banyak menabur terlebih duhulu. Jadi karena saya tahu saya akan selalu butuh menuai uang, maka saya harus selalu menabur uang, dengan memberikan sebagian dari uang yang saya dapatkan setiap bulannya ke organisasi sosial dan keagamaan.

Saya tahu untuk bisa menemukan saham yang tepat, pengetahuan saya harus selalu bertambah, jadi saya butuh menuai pengetahuan, artinya saya juga harus menabur pengetahuan, itu sebabnya saya senang sekali dalam menulis artikel dan membagikan sebanyak mungkin yang saya tahu baik di website atau di seminar-seminar.

Namun terlepas dari kedua alasan tersebut, saya akan berbohong jika saya mengatakan tidak ada alasan financial sama sekali dibalik berbagai kesibukan saya menulis website, dan membuat seminar tersebut.

Karena meskipun saya tidak banyak membutuhkan uang, namun kenikmatan mendapatkan uang dan memiliki banyak uang tetap saya rasakan dan tidak pernah berakhir. Namun bagi saya dari sisi finansial ada manfaat yang lebih penting dari sekedar mendapat uang dari seminar, atau penjualan product lainnya. Manfaat ini diajarkan pada saya dari seorang trader sukses yang pernah saya temui beberapa tahun lalu di Jakarta.

Trader ini adalah seorang trader yang sukses, yang kesuksesannya sudah saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, setiap kali dia profit besar di suatu saham yang dibelinya, dia akan menyisihkan sebagian keuntungan yang diperolehnya untuk memuaskan hobinya mengoleksi mobil mewah.

Jika anda menemukan satu mobil mewah dengan huruf plat belakang MRA, maka kemungkinan anda menemukan salah satu mobil yang dibeli oleh trader tersebut dari keuntungan membeli saham SMRA beberapa tahun yang lalu, dan dia memiliki begitu banyak mobil mewah.

Menariknya terlepas dari keuntungan yang begitu besar, dia masih menjalankan tokonya di Mangga Dua. Lebih dari setengah waktunya bahkan dihabiskan untuk mengurus toko tersebut, padahal dengan kasat mata saja saya bisa menilai kalau keuntungan yang dia peroleh dari toko tersebut tidak akan ada apa-apanya dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari trading saham.

Hal itu membuat saya sangat heran, melihat kesetiaan orang ini mengurus tokonya, sehingga saya bertanya kenapa dia masih mau mengurus toko tersebut, kenapa dia tidak fokus trading saham saja yang hasilnya jauh lebih besar.

Jawaban dari trader tersebut sangat mengagetkan dan merubah padangan saya mengenai trading dan invest di pasar modal.

Beliau mengatakan, toko ini bukanlah penghambat, namun justru merupakan kunci kesuksesan dia dalam trading saham, dia mengatakan meskipun dia punya pengalaman segudang dalam trading, namun sering kali dia gagal karena tidak kuat secara mental, seringkali meskipun sahamnya sudah benar, dan prediksinya benar, namun dia tidak sabar menunggu prediksi tersebut menjadi kenyataan.

Dan dia mengatakan tidak ada tekanan mental yang lebih besar dalam trading daripada sebuah Keharusan Untuk Untung Sekarang Juga. Dan jika kita mengantungkan hidup kita hanya dari profit trading saham, maka cepat atau lambat tekanan ini akan menghampiri kita.

stressed-man-500

Bayangkan rasanya jika anak anda sakit dan perlu dirawat di rumah sakit, dan untuk mendapatkan biayanya pengobatan, anda harus membeli satu saham yang memberikan keuntungan sebesar mungkin dan secepat mungkin supaya keuntungannya bisa untuk biaya rumah sakit.

Jika anda pernah merasakan trading dalam tekanan sebesar itu, anda pasti tahu kalau hasilnya hampir selalu rugi, tidak peduli sehebat apa anda, tekanan mental yang anda rasakan akan menghapus semua keahlian anda pada saat itu.

Jadi itulah alasan trader tersebut tetap menjalankan tokonya, karena dia memang menggantungkan kehidupannya dan keluarga dari pendapatan dari toko tersebut, karena pendapatan dari toko tersebut jauh lebih terprediksi daripada harga saham.

Jadi apa pun hasil tradingnya, kebutuhan ‘dapur’ sudah terjamin, hal itulah yang membuat dia menjadi jauh lebih tenang dan objective dalam trading. Keuntungan dari trading bisa dibelikan mobil baru, jalan-jalan ke luar negeri atau hadiah untuk istri, namun meskipun tading sedang rugi, kehidupan anak istri sudah terjamin.

Nasihat dari trader tersebut yang merubah sudut pandang saya, jujur dulu saya ‘gengsi’ untuk menjadi trader sekaligus trainer, karena saya tahu akan selalu ada orang yang mengritik saya dan mengatakan kalau saya benar-benar jago trading, kenapa harus jualan seminar.

Namun pada kenyataanya saya justru menjadi trader yang lebih baik setelah saya menjadi trainer, menurut saya itulah alasannya kenapa banyak trader yang sudah sukses sekalipun tetap mempertahankan usaha sampingannya. Karena adanya penghasilan tambahan tersebut justru membuat trading menjadi jauh lebih mudah.

Hal itu juga yang menyebabkan kenapa saya menemukan ada banyak orang yang kaya raya dan super sibuk karena memiliki banyak usaha di sektor riil, justru lebih sukses dalam trading saham daripada mereka yang memusatkan seluruh perhatiannya untuk mendapat cuan dari pasar modal.

Jadi pelajaran yang kita dapat, jika saat ini anda berpikir bahwa pekerjaan anda selama ini adalah penghalang anda untuk sukses dalam trading saham, maka hal tersebut belum tentu benar. Pekerjaan anda justru bisa dijadikan senjata ampuh untuk kesuksesan anda dalam trading atau berinvestasi di pasar modal.

Saya sudah menemui puluhan trader atau investor sukses, dan mayoritas adalah mereka yang memiliki ‘kerjaan sampingan’ dan bukan full time trader.

Bagi Anda yang baru masuk dan terjun ke pasar saham mungkin belum mengetahui dengan baik berbagai istilah dalam pasar saham. Pamahaman terhadap istilah yang ada di pasar modal sangat penting untuk anda pertimbangkan agar bisa menjalani aktivitas investasi dan trading saham dengan lebih baik.

Nah, kali ini kami akan membagikan beberapa istilah penting yang ada di dalam pasar saham dan penting untuk dipahami oleh para pemula.

Berikut ini penjelasannya lebih lanjut Daftar Istilah Dalam Saham untuk Anda semua.

Daftar Istilah Dalam Saham Dasar
Pasar Perdana ( IPO )

Pasar Perdana adalah merujuk pada penjualan efek untuk pertama kalinya ke publik atau biasa disebut dengan Initial Public Offering (IPO). Saat Anda membeli saham perdana artinya Anda telah membeli saham pada saat masa penawaran umum perdana.

Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah perdagangan efek setelah diterbitkan dan dijual untuk pertama kalinya. Efek di pasar sekunder sudah pernah diperdagangkan di pasar perdana.

Manajer Investasi

Pihak yang telah memperoleh izin dari Bapepam untuk melakukan kegiatan usaha mengelola portofolio efek untuk sekelompok nasabah. Pihak yang dikecualikan adalah perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya.

Pialang

Pialang merupakan pihak yang membeli dan menjual saham atas perintah dari para investor yang menanamkan modalnya. Aktivitas yang dilakukan akan mendapatkan komisi.

Emiten

Emiten merupakan sebuah perusahaan yang menawarkan efek kepada masyarakat investor melalui penawaran umum.

Portfolio

Portofolio saham akan terbentuk saat Anda melakukan diversifikasi investasi dengan kombinasi saham, obligasi, alas, properti, dan yang lainnya. Portofolio diciptakan oleh investor dengan tujuan mengurangi resiko kerugian yang bisa saja didapatkan.

Prospektus

Sebuah informasi tertulis yang berhubungan dengan penawaran umum yang bertujuan agar pihak lain membeli efek yang ditawarkan.

Market Capitalization

Nilai yang dimiliki oleh sebuah perusahaan publik berdasarkan harga pasar saham yang dikalikan dengan jumlah saham yang beredar di masyarakat.

Likuiditas

Tingkat kemudahan saham itu ditransaksikan. Semakin tinggi peminat saham tersebut makan akan semakin sering terjadi transaksi. Maka saham akan disebut likuid atau cair.

Saham Blue chips / First Liner

Jenis saham dari perusahaan unggulan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Saham yang masuk dalam kategori Blue Chip biasanya saham yang mudah ditransaksikan dan likuid. Batasan disebut saham blue chips adalah ketika harga satu lotnya diatas Rp. 5000,00.

Saham Second liner

Jenis saham kedua memiliki karakteristik lebih aktif dan kapitalisasinya lebih rendah. Saham second liner sangat disukai oleh para trader ataupun para investor jangka panjang karena diyakini akan memiliki nilai lebih dikemudian hari. Batasan untuk saham Second Liner adalah Rp. 1000,00 sampai dengan Rp. 5000,00.

Saham Third Liner

Jenis saham yang sangat disukai oleh para trader ataupun para bandar. Dengan harga yang murah dan kapitalisasi yang rendah, harga saham ini mudah dimanipulasi atau terjadi peningkatan signifikan dalam sehari. Saham ini juga dikenal dengan istilah saham gorengan. Batasan saham ini biasanya dibawah Rp. 1000,00.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG merupakan indikator gabungan yang menunjukkan pergerakan harga saham secara keseluruhan yang tercatat di dalam Bursa Efek Indonesia.

LQ-45

LQ-45 merupakan sebuah indeks yang ada didalam Bursa Efek Indonesia dan dibentuk berdasarkan saham yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar tertinggi. Saham yang ada didalam daftar ini akan terus dievaluasi setiap 6 bulan sekali.

Perantara Pedagang Efek

Sebuah perusahaan yang bertindak sebagai perantara bagi para pemodal yang akan melakukan transaksi jual beli saham di pasar modal. Selain sebagai perantara, perusahaan tersebut bisa juga membeli dan menjual efek atas namanya sendiri. Saat hal ini terjadi, maka perusahaan bertindak sebagai pedagang bukan sebagai perantara pedagang efek lagi.

Perantara Pedagang Efek bekerja berdasarkan amanat yang diberikan investor, baik saat akan menjual atau saat akan membeli saham tersebut. Aktivitas yang mereka lakukan akan mendapat komisi dan nilainya berdasarkan negosiasi dengan investor.

Perusahaan Efek

Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek.

Perusahaan Publik

Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan publik adalah perusahaan yang jumlah sahamnya telah dimiliki setidaknya oleh 300 orang pemegang saham dan mempunyai modal disetor paling sedikit 3 Milyar rupiah. Aturan di atas tidak berlaku kaku dan terus berubah berdasarkan ketentuan dari pemerintah.

Perusahaan Tercatat/Listed Company

Sebuah perusahaan yang sahamnya telah terdaftar dan tercatat serta diperdagangkan dalam Bursa. Agar bisa masuk sebagai Listed Company, perusahaan harus mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bursa.

Penasehat Investasi

Sebuah perusahaan atau sesorang yang telah mengantongi izin resmi dari Bapepam untuk bertindak sebagai pemberi nasihat. Mereka memberikan nasihat kepada para pemodal yang akan menanamkan modal yang dimiliki dengan harapa bisa mendapatkan penghasilan yang memadai.

Daftar Istilah Saham Dalam Aksi Korporasi 
Go Public

Istilah yang merujuk saat sebuah perusahaan menawarkan saham yang dimiliki kepada masarakat untuk yang pertama kalinya.

Dual Listing

Dual Listing mengacu pada saham yang dicatat di lebih dari 1 bursa. Dengan cara seperti ini likuiditas surat beharga bisa lebih terjaga.

Delisting/Penghapusan Pencatatan

Delisting merupakan sebuah istilah yang merujuk pada dihapuskannya efek dari daftar saham yang tercatat di Bursa. Dengan demikian efek tersebut tidak bisa lagi diperdagangkan di dalam Bursa Efek Indonesia.

Stock Split

Memecah satuan unit saham menjadi lebih 1 saham. Cara ini dilakukan untuk menambah jumlah saham yang beredar.

Suspensi

Suspensi merupakan penghentian sementara perdagangan suatu saham di pasar efek. Hal ini dilakukan bisa karena permintaan dari emiten atau dikarenakan keputusan yang dibuat oleh Bursa. Jika Bursa yang menetapkan penghentian sementara biasanya bertujuan untuk melindungi para investor dan bisa karena pemberian sanksi dari pihak Bursa ke emiten.

Window Dressing

Aktivitas yang dilakukan oleh pihak Manajer Investasi dengan tujuan mempercantik kinerja dengan cara mengangkat harga saham yang ada di dalam portofolio. Aktivitas ini biasanya dilakukan di akhir kuartal, akhir semester, dan akhir tahun.

Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Pembagian dividen bisa dalam bentuk tunai atau dalam bentuk pembagian saham.

Dividen Kas

Istilah ini masih berkaitan dengan sebelumnya yang artinya bagian laba yang akan dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai.

Dividen Saham

Sedangkan Dividen Saham merupakan bagian laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham.

Earning Per Share (EPS)

Laba bersih yang dihasilkan per saham yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Cara mendapatkan nilai tersebut adalah laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Financial Statement (Laporan Keuangan)

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan secara periodik dan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Laporan ini akan menyajikan kondisi keuangan yang dialami perusahaan dan bisa dilihat dalam laporan Neraca, Laba/Rugi. Laporan Perubahan Modal, dan yang lainnya.

 

Daftar Istilah Saham Dalam Transaksi 
Lot

Lot merupakan satuan terkecil perdagangan di dalam pasar Bursa dan berjumlah sebesar 100 lembar saham. Jadi jika harga saham perlembar Rp 2000,00 anda minimal membeli dengan Rp 200.000,00 / lot

Offer

Penawaran untuk menjual suatu saham pada Bursa yang dilakukan oleh pihak penjual. Harga penawarannya adalah Offer Price.

Bid

Permintaan untuk membeli suatu saham pada Bursa yang dilakukan oleh pihak pembeli. Harga permintaannya disebut Bid Price.

Take Profit

Aksi yang dilakukan oleh pihak investor untuk melakukan transaksi menjual saham dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau Capital Gain.

Cut Loss

Aksi yang dilakukan oleh pihak investor untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh Capital Loss dengan cara menjual saham dalam keadaan rugi.

Stop Loss

Beberapa sumber mengatakan bahwa stop loss dan cut loss itu sama saja. Tetapi menurut saya Stop Loss itu terencana dan Cut Loss itu tidak. Jadi Investor memang merencanakan batasan kerugian akibat penurunan harga kapital / Capital Loss sampai sejauh mana kerugian yang berani ditanggung oleh Investor.

Capital Gain / Capital Loss

Merupakan harga saham itu sendiri. Ketika harga saham meningkat disebut peningkatan kapita / Capital Gain. Dan disebut Capital Loss jika terjadi sebaliknya.

 

Itulah berbagai istilah yang ada di pasar saham atau pasar modal. Semoga berbagai istilah yang telah kami sampaikan di atas bisa membantu Anda yang baru masuk dan mulai berinvestasi di pasar modal.

Jika Anda memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan pembahasan di atas, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan kepada kami melalui kolom komentar yang ada. Kami dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan yang masuk.

Selamat berinvestasi!

Sumber : caramudahinvestasi.com

Mungkin Anda pernah berpikir seperti itu. Pendiri Stockbit, Welson Lo, melempar isu ini menjadi diskusi di sana. Saya juga ingin mengulas ini di sini. Apakah value investor pernah salah?

Seorang Value Investor Dianggap Sering Benar

Value investor yang terkemuka banyak sekali. Dari Amerika kita kenal Warren Buffett, Charlie Munger, dan kita bisa anggap Peter Lynch juga. Generasi muda murid-murid mereka juga banyak. Di Indonesia pak Lo Kheng Hong dikenal menganut paham ini. Murid-murid yang terinspirasi dengannya saya duga juga banyak.

Yang unik dari banyak value investor itu adalah mereka tidak malu berbagi kisah kinerja investasinya. Kisahnya tentu bukan pamer jumlah dana, dengan pengecualian Buffett yang menjadi buku terbuka inspirasi semua orang. Biasanya hanya persentase perolehan investasi. Kita tahu jumlah dana itu relatif. Sementara mengukur kinerja perolehan adalah akan bisa dinggap adil dalam menilai banyak orang. Dari kinerja mereka kita bisa belajar apa yang mungkin bisa dianggap ternyata value investor banyak benarnya. Seakan-akan bisa bilang, “Tuh, kinerjanya bagus-bagus semua.”

Padahal, saya kira kinerja value investor juga bervariasi. Tergantung strategi dan gaya masing-masing. Juga keberuntungan dan kondisi mereka berbeda. Banyak yang bergaya kontrarian. Ada yang bergaya konsentrasi ala Munger. Ada yang bergaya miliki selamanya (hold forever) ala Buffett. Ada yang bergaya pegang minimalis ala Walter Schloss. Ada yang bergaya long-short seperti David Einhorn. Saya tak paham gaya Pak LKH karena saya belum pernah ketemu beliau. Seandainya ada kesempatan saya akan tanyakan. Yang saya pahami selama ini adalah LKH suka nilai murni sebagai titik awal investasinya. Mayoritas value investor memang berangkat dari nilai murni ala Graham. Perusahaan senilai 100 kok dijual 50. “Salah harga,” kata pak LKH. Di sisi lain, seperti keputusan LKH di BUMI, saya tak paham. Saya juga tak tahu apakah dia masih mengempit saham ini atau tidak. Dalam keputusan LKH di BUMI ada value investor yang tak sepakat, termasuk saya.

Oke, kembali ke topik. Sekarang, jika value investor dianggap sering benar, pertanyaannya: apakah value investor pernah salah?

Value Investor Pernah Salah?

Jawaban standar tentu saja: iya. Setiap value investor pasti pernah salah. Ragam, model, dan jumlah kesalahannya tentu beda-beda lagi.

Lalu, jika pernah salah, kenapa kinerja mereka masih bagus-bagus saja? Nanti akan saya ulas.

Saya kira jenis kesalahan dalam sebuah operasi investasi ada beberapa macam, di antaranya:

  1. Kesalahan analisa
  2. Kesalahan data
  3. Kesalahan variabel atau asumsi
  4. Kesalahan waktu keluar investasi
  5. Kesalahan karena faktor luar, seperti perubahan siklus bisnis

Apa yang dilakukan value investor jika melakukan kesalahan?

Kesalahan Analisa

Kesalahan ini bisa terjadi karena kesalahan personal. Ceroboh. Salah hitung. Kurang teliti. Dan seterusnya. Ya, namanya juga manusia.

Tapi, sejauh yang saya rasakan dan saya amati, rasanya value investor punya strategi lain untuk mengurangi kesalahan ini.

Umpama ada saham ABCD masuk pantauan. Terlihat murah. Value investor membeli saham tersebut dalam porsi sedikit dibanding portonya. Sekadar untuk memantau. Setelah itu ia menganalisa lebih dalam saham tersebut. Istilah keennya, analisa fundamental. Biasanya, setelah mantap dengan analisisnya, seorang value investor akan berani masuk dalam porsi lebih besar di sebuah saham. Itu skenario umumnya.

Bagaimana jika sudah analisa mendalam tapi salah? Ya, salah. Mau gimana lagi. Namun, karena alur kerja pembuatan keputusan investasi yang hati-hati, kesalahan seperti ini saya kira jarang terjadi. Seandainya pun ada, realisasi rugi pun tidak membuat besar kerugian yang parah. Ingat, besar porsi masuknya investasi biasanya tergantung keyakinan analisa, baik buruknya nilai saham tersebut.

Kesalahan Karena Data

Ini pernah saya alami pada awal dulu. Bahkan pernah terjadi berkali-kali. Namanya juga manusia. Sekarang pun kadang masih sering salah data. Maka benar, kunci value investor adalah akurasi data. Data dari sumber terpercaya selalu penting. Data yang berbunyi. Data yang bisa terkonfirmasi jujur dan layak pakai. Data yang bertanggungjawab.

Kesalahan Variabel atau Asumsi

Ini juga jenis kesalahan lain yang menyakitkan. Dalam model valuasi kita buat asumsi pertumbuhan modal kerja 10%. Setelah masuk, ternyata asumsi kita salah, seharunya modal kerja perusahaan 20% dari arus kas, karena ada faktor potensi kenaikan harga energi dan listrik di masa mendatang. Ini adalah kesalahan umum yang terjadi.

Kesalahan Waktu Keluar Investasi

Wah kok bisa salah waktu keluar? Maksudnya jual terlalu cepat? Ya.

Saya haqqul yakin tidak ada value investor yang merasa salah waktu masuk investasi saham. Jika sebuah saham sudah salah harga dan value investor yakin dengan fakta-fakta yang diyakininya, masuk saat itu, kapan pun, adalah keputusan yang tepat. Bagaimana jika sahamnya ternyata turun lagi? Tidak masalah, beli lagi, jika ada dana. Value investor harus selalu siap dengan dana kas saat mereka masuk ke saham tertentu. Seandainya tak ada dana lagi ya tak masalah. Bukan kesalahan.

Nah, yang dianggap salah ada keluar terlalu cepat. Setelah menjual investasi dengan keuntungan 30%, ternyata sahamnya masih naik lagi hingga 70% atau lebih. Manyun, dong? Ya, jika value investornya suka manyun, mungkin dia akan seperti itu.

Tapi jenis kesalahan ini saya kira juga macam kesalahan yang ringan. Saya kira value investor tidak akan terlalu menganggap ini kesalahan fatal. Keputusan investasi sudah dibuat. Ya sudah, terjadi. Apa pun yang terjadi harus selalu diterima. Dana bisa dialihkan ke saham lain yang masih dijual murah di pasar.

Maka ada kalanya jenis value investor yang memilih hold lebih lama untuk mengantisipasi faktor salah waktu keluar investasi ini. Adalah kenyataan saham mengikuti pertumbuhan perusahaannya. Jika bisnis berpotensi tumbuh seterusnya, dengan sedikit naik-turun, tentu saja sangat disayangkan keluar terlalu cepat, kan? Lebih baik mengikuti perusahaan itu seterusnya. Itulah landasan banyak value investor menjadi pemilik perusahaan lebih lama.

Kesalahan Karena Faktor Luar

Ini adalah jenis kesalahan yang paling gampang diantisipasi. Ya, lupakan saja. Faktor luar adalah kondisi yang tak mungkin bisa dinegosiasikan oleh siapa saja. Ini adalah jenis kesalahan yang rasionalisasinya gampang. Lupakan dan hindari.

Apa yang Dilakukan Value Investor Ketika Salah?

Keluar dari saham itu secepatnya. Jual semuanya. Sell all. Lalu lupakan.

Kalau sedang rugi bagaimana? Ya lupakan. Rugi adalah risiko yang mungkin terjadi, jika kita salah. Memangnya value investor tak pernah jual rugi? Pasti pernah. Apalagi rugi karena kesalahan. Itu adalah keputusan investasi yang wajib dilakukan, demi mengurangi potensi kerugian selanjutnya. Ingat, turunnya kinerja perusahaan di masa mendatang adalah potensi kerugian investasi karena sahamnya bisa diperkirakan akan turun.

Ibarat jalan lalu menginjak cat basah. Ya, mau gimana lagi, sepatu sudah basah tak bisa diralat lagi.

Sekarang, apakah Anda pernah melakukan kesalahan investasi? Ataukah Anda punya jenis kesalahan value investor lainnya yang ingin ditambahkan.

Artikel by: ARIF

Seperti pekerja lainnya, saya bekerja giat dengan harapan bisa jadi orang kaya. Kaya di sini berarti mapan atau nggak ada kekhawatiran finansial, baik sekarang mapun di masa depan. Untuk itu, saya pun menekan pengeluaran semaksimal mungkin agar bisa menabung sebanyak mungkin. Ya, seperti kata pepatah, hemat pangkal kaya!

Namun, lama-lama saya jadi heran. Pasalnya saya punya saudara yang pendapatannya nggak jauh lebih banyak dari saya. Kalau dilihat dari gaya hidup, sama sekali nggak mencerminkan sifat hemat. Tapi anehnya, kok dia sempat cerita, “Nanti kalau anakku mau masuk kedokteran, insyaAllah dananya udah tersedia!”

Saat ini, anaknya masih kelas 1 SD.

Bagaimana mungkin dengan pendapatan dan gaya hidup yang pasti nggak bisa menabung, di masa depan bisa menyekolahkan di jurusan kedokteran?

1. Kerja cerdas

Beruntung saudara saya nggak pelit informasi. Dia bercerita kalau ingin penghasilan nggak defisit, ya kuncinya dengan bekerja lebih giat. Bukan malah menekan pengeluaran. Dengan adanya pekerjaan sampingan, justru menghasilkan uang lebih besar daripada sejumlah rupiah yang harus ditekan. Iya, saudara saya memiliki pekerjaan sampingan yang lebih besar dari gajinya.

2. Nggak perlu menekan pengeluaran

Ini kelanjutan dari poin di atas. Benar kata saudara saya, nggak perlu menekan pengeluaran agar bisa menabung. Bekerja lebih giat dan memiliki pekerjaan sampingan adalah salah satu solusinya. Adapun efek dari menekan pengeluaran adalah nggak bisa menikmati hidup. Bahkan, bisa jadi sebenarnya kebutuhan agak urgent, tapi terpaksa harus ditekan. Kan, sayang!

Bekerjalah yang giat, terus berkarya, dan nikmati hidup agar selalu bahagia. Tapi saudara saya juga menambahkan, tetap saja dalam pengeluaran harus bertanggung jawab. Boleh mengeluarkan uang lebih, jika untuk hal yang positif. Misalkan, lebih baik mengeluarkan uang Rp200 ribu untuk membeli buku daripada Rp100 ribu untuk mainan yang kalau ditelaah lagi nggak menambah kreativitas anak. Toh, buku tersebut bisa dipinjamkan untuk adik atau sepupu yang lain.

3. Memilih nggak nabung

Saudara saya sendiri memilih untuk nggak nabung. Kalaupun ada saldo di tabungan, itu untuk kebutuhan jangka pendeknya saja. Kenapa dia nggak milih untuk menabung? Setelah dihitung-hitung, bunga yang diberikan bank nggak akan menutupi biaya admistrasi. Bahkan justru malah selalu berkurang. Lalu apa gunanya jika menabung hanya untuk mengurangi jumlahnya? Apalagi laju inflasi juga cukup tinggi.

Pemerintah sering mengumumkan lajunya hingga 1,5% atau 5,7%. Padahal, fakta di lapangan bisa lebih daripada angka itu. Artinya uang Rp20 juta yang mati-matian dikumpulkan dalam satu tahun, dua tiga tahun lagi nilai-manfaatnya udah nggak sebanding dengan Rp20 juta di masa kini. Bayangkan saja, deh! Nabung tiap bulan biar bisa beli motor tahun depan. Eh, tahun depan harga motor udah lebih dari Rp20 juta!

4. Investasi

Lalu solusinya apa jika nggak punya tabungan? Ternyata saudara saya memilih mengalokasikan uangnya untuk berinvestasi. Investasi bisa bermacam-macam. Bisa reksa dana, saham, emas, dan properti. Saudara saya sendiri menggunakan uang proyeknya untuk investasi emas. Lalu lama-kelamaan, ia mulai merambah ke dunia properti. Memang agak berat di awal dalam mengelola uang. Namun kembali lagi. Saudara saya memang harus bekerja lebih giat baik utama ataupun sampingan, agar dalam investasi properti ini nggak keteteran.

Mulai sekarang, ada baiknya nggak menelan mentah-mentah bunyi pepatah ‘hemat pangkal kaya’. Mungkin dulu memang ada benarnya. Tapi zaman sudah berubah. dalam perekonomian global semacam ini, nggak mungkin hanya cukup mengandalkan tabungan saja. Boleh saja berhemat untuk menabung. Tapi alangkah lebih baik jika hemat agar bisa berinvestasi, tanpa menurunkan standar hidup. Cerita dari saudara saya di atas, mungkin bisa membantu kamu. Selamat mencoba, ya!

Sumber: Tunaiku.com

Jika Anda sudah membaca berbagai artikel yang ada di website ini, tentu Anda sudah tahu kalau berinvestasi di pasar saham merupakan investasi yang menguntungkan, bahkan hasilnya lebih besar dari emas. Mungkin juga Anda sudah membuka rekening saham di salah satu sekuritas, tetapi masih bingung bagaimana cara terbaik berinvestasi saham. Berikut adalah beberapa tips berinvestasi saham bagi investor pemula.

1. Mulai dengan modal tidak terlalu besar. Jika Anda belum terlalu mengenal pasar saham, disarankan untuk memulai dengan modal minimal terlebih dahulu. Tujuannya bila salah langkah, kerugian yang diderita tidak terlalu besar. Tujuan lainnya adalah untuk proses belajar. Anda perlu membiasakan diri pada software untuk jual beli saham, belajar analisis saham dan sebagainya dan semua itu perlu waktu. Jika sudah mantap, silakan menambah modal Anda. Bukankah perjalanan 1000 km dimulai dengan satu langkah kaki?

2. Beli saham yang berfundamental baik. Biasanya adalah saham blue chip. Cirinya perusahaan ini dikenal publik, punya usaha yang jelas, produknya laku di pasaran, tidak banyak utang, manajemen transparan dan sebagainya. Jangan tergiur untuk membeli saham gorengan yang pergerakan harganya tidak jelas sebabnya. Mengapa memilih saham blue chip? Saat pasar saham terkoreksi, saham blue chip juga terkoreksi, tetapi setelah pasar saham pulih, saham blue chip juga yang bergerak naik lebih dulu dan lebih cepat dari yang lain.

3. Lakukan diversifikasi. Belilah beberapa jenis saham untuk membagi risiko. Memiliki banyak saham memiliki risiko kerugian lebih kecil dari pada membeli hanya satu jenis saham. Jika satu saham berkinerja turun, kemungkinan saham lain bisa naik. Don’t put all your eggs in one basket.

4. Belajar melakukan analisis. Anda perlu mengetahui cara analisis saham untuk menentukan keputusan jual atau beli saham. Ada dua cara analisis yang umum dilakukan, yaitu Analisis Teknikal, dan Analisis Teknikal. Anda bisa membaca buku Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal dan Analisis Fundamental Saham untuk mengetahui masing-masing analisis tersebut lebih lanjut.

5. Fokus pada jangka panjang. Pasar saham sangat berisiko dalam jangka pendek karena fluktuatif. Namun akan lebih aman dalam jangka panjang. Semakin lama investasi, semakin besar tingkat keuntungan. Berdasarkan sejarah pasar saham, terbukti bahwa jika kita investasi berupa saham dalam jangka panjang, maka peluang meraih return sebesar 12,9% ada didepan mata. Catatan: Angka ini didapat dari perhitungan imbal hasil IHSG dalam jangka panjang. Penjelasan cara menghitungnya bisa dibaca di buku Analisis Fundamental Saham hal 130

6. Lakukan analisis dan review portofolio secara berkala. Bisa setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali. Jika ada saham yang kurang bagus kinerjanya, misalnya produknya gagal di pasaran, merugi, dan sebagainya bisa diganti dengan saham lain yang lebih baik.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, kemungkinan Anda meraih keuntungan di pasar saham akan lebih besar. Selamat berinvestasi di pasar saham.

oleh
Desmond Wira

Mungkin inilah zaman pertemuan dua generasi yang paling membingungkan sepanjang sejarah. Ini bukan soal generasi kertas vs generasi digital semata. Melainkan soal di mana dunia kita berada, sehingga ekonomi menjadi berubah arah dan banyak yang bangkrut. Ini juga bukan soal kebijakan ekonomi, ini soal teknologi yang mengubah platform hidup, ekonomi dan kehidupan.

Saya menyebutnya shifting, tetapi sebagian besar ekonom “tua” menyebutnya resesi, pelemahan daya beli dan seterusnya. Saya menyebut apa yang dilakukan generasi Nadiem Makarim sebagai inovasi, bahkan disruption. Tetapi manajer-manajer “tua”, bilang mereka “bakar uang.” Mereka bilang retail online kecil, tapi anak-anak kita bilang “besar”.

Saya bilang mereka punya “business model,” tetapi regulatornya bilang itu sebagai industri predator. Maka regulasinya pun berpihak ke masa lalu.

Hari semakin petang saat satu persatu usaha konvensional berguguran, tetapi saya belum melihat yang tua ikhlas menerima proses shifting ini. Mengakui belum, blame jalan terus, tetapi usaha-usaha lama bakal berguguran terus.

Dari armada laut ke retail dan bank

Tiga tahun lalu kita membaca tentang keributan dalam industri jasa angkutan penumpang taksi. Di sini mulai ramai pertempuran antara ojek pangkalan vs. Go-Jek. Lalu antara pengemudi angkot dengan Go-Jek. Disusul demo sopir taksi melawan taksi online.

Tahun lalu, korbannya adalah angkutan laut dan hotel. Produsen kapal asal Korea (Hanjin) meminta perlindungan bangkrut. Lalu disusul oleh Maersk dan Hyundai. Setelah itu Rickmers Group (Jerman), Sinopacific Dayang, Wenzhou Shipping dan Zhejiang (China). Jumlah kapal yang dibutuhkan oleh perdagangan dunia sudah berubah menyusul penggunaan telekomunikasi dan aplikasi baru yang serba tracking dan perubahan pola peletakan industri global.

Setelah itu tahun ini kita melihat empat industri: mainan anak-anak, retail, perbankan dan industri-industri tertentu. Level of competitionmeningkat, dan pendatang-pendatang tertentu masuk dengan platform baru. Industri mainan anak-anak Indonesia mengeluh penjualannya drop 30%, karena masih mengandalkan mainan berbahan plastik. Jangankan mainan anak-anak seperti itu, boneka Barbie saja pun kena imbas. Bahkan Toy ‘R’ Us di Amerika mengajukan pailit.

Sementara industri mainan anak-anak konvensional kesulitan, industri pembuatan game online di Indonesia berkembang pesat. Diduga omsetnya mencapai USD 10 juta.

Kita juga membaca satu per satu retail di Indonesia menutup outletnya. Terakhir Debenhams dan Lotus. Tapi nanti dulu, itu bukan cuma terjadi di sini. Di USA, tahun ini saja sudah 1430 toko milik Radio Shack yang ditutup, lalu 808 outlet milik toko sepatu Payless, 238 outlet Kmart, 160 toko Crocs (sepatu), 138 outlet JC Penny, 98 Sears, 68 Macy’s, 70 outlet CVS, 154 toko untuk Walmart, 128 outlet Michael Kors dan seterusnya.

Dari Jepang pagi ini saya mendengar Mizuho Bank akan mengurangi 19.000 dari 50.000 karyawannya setelah keuntungannya banyak dimakan fintech. Ini sejalan dengan bank-bank nasional yang mulai melakukan hal serupa, minimal tak lagi membuka cabang baru.

Jadi kalau kita melihat baru beberapa toko besar yang ditutup di sini, dan mulai sepinya belanja di Glodok dan toko grosir Tanah Abang, maka sesungguhnya itu belum seberapa. Ini baru tahap awal. Nanti, saya bisa ceritakan bahwa, brand pun berubah bagi millennials: branded (luxuries)akan menjadi public brand.

Bencana atau peluang

Shifting tentu berbeda dengan krisis atau resesi yang lebih banyak dipandang sebagai bencana yang amat memilukan. Shifting dapat diibaratkan Anda tengah bermain balon eo’. Masih ingatkah balon yang terdiri dari dua buah dan berhubungan. Kalau yang satu ditekan, maka anginnya akan pindah ke balon yang besar dan berbunyi eo’, eo’ …

Ya seperti itulah. Angin berpindah, lalu ada yang terkejut karena terjepit dan ruangnya hampa. Manusia-manusianya akan bertingkah polah mirip cerita Who Moved My Cheese. Manusianya bolak-balik kembali ke tempat yang sama dan berteriak-teriak marah, “kembalikan keju saya! Kembalikan! Duh, siapa yang mencurinya? Siapa yang memindahkannya?”

Padahal, menurut Ken Blanchard & Johnson yang menulis perumpamaan itu, keju adalah simbol dari apa saja yang membawa kebahagiaan. Ia bisa berupa kue, pekerjaan, kekasih, kekayaan, perusahaan, atau bahkan keterampilan. Dan semuanya tak abadi, bisa pindah atau dipindahkan “ke tempat” lain.

Dan di dalam cerita itu disebutkan ada dua ekor tikus yang selalu bekerja dan mencari “keju” itu ke tempat lain. Anda yang mempunyai “Shio” tikus barangkali punya perilaku yang sama: tak bisa diam di tempat. Nah, keduanyalah yang menemukannya. Ternyata di tempat lain itu ada keju-keju lain yang sama nikmatnya dan jauh lebih besar.

Mereka menuding resesi atau daya beli itu ibarat “manusia” tadi. Tidak bisa melihat keju yang telah berpindah ke tempat lain. Ia hanya mengais rejeki di tempat yang sama. Resesi atau lemahnya daya beli, kalau balon, maka itu diibaratkan satu balon yang mengempis atau kalau krisis, balonnya pecah.

Dan harap diketahui kita baru saja berada di depan pintu gerbang disruptions. Saya harap Anda sudah membaca bukunya. Dalam proses disruption itu, teknologi tengah mematikan jarak dan membuat semua perantara (middlemen) kehilangan peran. Akibatnya margin 20-40% yang selama ini dinikmati para penyalur (grosir – retailer) diserahkan kepada digital marketplace (± 5%), seperti Tokopedia, Bukalapak, OLX, dan konsumen. Konsumen pun menikmati harga-harga yang jauh lebih terjangkau.

Ditambah lagi, kini generasi millennials telah menjadi pemain penting dalam konsumsi. Dan tahukah Anda, setidaknya satu dari beberapa anak Anda telah menjadi wirausaha baru. Mereka beriklan di dunia maya seperti di Faecbook dan Instagram, dan mendapatkan pelanggan di sana, berjualan di sana, dan perbuatannya tidak terpantau regulator bahkan orang tua mereka sekalipun.

Di era ini, para pengusaha lama perlu mendisrupsi diri, membongkar struktur biaya, bukan bersekutu dengan regulator, mengundang kaum muda untuk membantu meremajakan diri, agar siap bertarung dengan cara-cara baru. Biarkan saja kaum tua meratapi hari ini dengan mengatakan daya beli, krisis, atau resesi.

Dunia ini sedang shifting. Orang tua-orang tua muda sedang memangku cyber babies, kaum remaja terlibat cyber romance. Mereka belajar di dunia cyber, dan menjadi pekerja mandiri. Dan masih banyak hal yang akan berpindah, bukan musnah. Ia menciptakan jutaan kesempatan baru yang begitu sulit ditangkap orang-orang lama, atau orang-orang malas yang sudah tinggal di bawah selimut rasa nyaman masa lalu.

Ayo nikmati shifting ini.

Rhenald Kasali

NEW YORK, KOMPAS.com – Siapa tidak kenal Warren Buffett? Ia adalah investor kenamaan yang juga merupakan salah satu orang terkaya di dunia.
Buffett dikenal karena keahlian dan kejeliannya dalam berinvestasi hingga memperoleh keuntungan besar. Untuk memperoleh kekayaan pun, banyak kiat yang beredar, namun kebiasaan keuangan Buffett bisa Anda tiru.
Mengutip Readers Digest, Senin (18/9/2017), 4 kebiasaan Buffett ini patut ditiru untuk memperoleh kekayaan.

Readers Digest, Senin (18/9/2017), 4 kebiasaan Buffett ini patut ditiru untuk memperoleh kekayaan.

1. Berpikir seperti wirausahawan
Semangat wirausaha yang dimiliki Buffett membantunya dalam menemukan kesempatan untuk memperoleh tambagan kekayaan. Apapun pekerjaan Anda, jika Anda butuh kekayaan tambahan, pasti selalu ada kesempatan untuk melakukannya.
2. Investasi
Salah satu kesempatan yang dimaksud adalah dengan berinvestasi. Hampir seluruh kekayaan Buffett berasal dari investasi, yang nyatanya bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa peduli berapa usia Anda atau pendapatan Anda.
3. Minimalkan pinjaman
Terus-menerus meminjam uang akan membuat Anda rugi dan merupakan salah satu kesalahan terburuk dalam keuangan. Belajar dari pengalaman Buffett, meminjam uang hanya dilakukan saat “kepepet,” atau ketika Anda benar-benar harus melakukannya.
4. Belanja sesedikit mungkin
Yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan Anda dan apa yang bisa Anda pangkas dari bujet Anda. Belanja lebih sedikit dari pendapatan dapat membuat Anda lebih banyak menabung dan berinvestasi.
Editor: Bambang Priyo Jatmiko
Sumber: Reader Digest,

Reader Digest,

Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, Lo Kheng Hong bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. Itukah buah filosofi ‘menjadi kaya sambil tidur’?

Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Ia mengoleksi sejumlah saham yang mampu mencetak keuntungan investasi (capital gain) hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen. Tapi, jangan bayangkan pria berusia 52 tahun ini punya karakter dan penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin tinggi.

Lo Kheng Hong adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan Kheng Hong sukses sebagai investor di pasar saham.

Yang pasti, Kheng Hong tak hanya lihai memilih saham-saham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish. Tapi Kheng Hong bukan tipe investor yang sepanjang hari memelototi pergerakan harga saham atau setiap saat mencermati perkembangan isu, rumor, dan berita di lantai bursa, dengan kewaspadaan ekstra tinggi. Ia juga tidak melengkapi diri dengan handphone canggih, laptop terkini, notebook, iPad, atau perangkat paling mutakhir sejenisnya.

Kheng Hong memang lebih memosisikan diri sebagai investor jangka panjang ketimbang investor jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai ‘Warren Buffett Indonesia’.

“Investor di pasar saham kebanyakan ikut-ikutan dan tidak mengerti saham apa yang dibeli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Semakin cepat panik seorang investor, semakin menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa,” kata Lo Kheng Hong kepada wartawan Investor DailyNurfiyasari dan Abdul Aziz serta pewarta foto Eko S Hilman di Jakarta, baru-baru ini.

Bagi ayah dua anak ini, lebih menguntungkan menjadi investor jangka panjang dibanding menjadi trader. “Kalau trading, dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham dalam jangka panjang, dapat uangnya besar,” ujar Kheng Hong.

Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran telah menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemain saham sejati. Berkat itu pula ia berhasil lolos dari krisis moneter 1997- 1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan hingga 150.000%. ”Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham. Akhirnya uang saya meningkat 150.000% sampai saat ini,” tuturnya.

Yang unik, aset kekayaan Lo Kheng Hong hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan Bahkan, mantan kepala cabang Bank Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.

“Saya hanya punya 15% dana cash untuk jaga-jaga supaya kalau terjadi krisis saya masih punya uang untukmembeli saham. Saya tidak bekerja, tidak punya perusahaan, tidak punya pelanggan seorang pun, tidak punya karyawan seorang pun, dan tak punya bos. Hanya punya seorang sopir dan dua pembantu,” papar Lo Kheng Hong yang sudah 22 tahun bermain saham.

Apa saja tips Lo Kheng Hong hingga ia mampu mengeduk keuntungan besar dari pasar saham? Bagaimana harus bersikap saat pasar mengalami bullish, bearish, atau crash? Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang mengaku berasal dari keluarga tak mampu dan kelak berniat menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin tersebut.

Kenapa Anda tertarik bermain saham?
Saya tertarik bermain saham karena saham dapat memberikan keuntungan yang besar dan tidak capek seperti di sektor riil.

Apa enaknya menjadi investor saham?
Pertama, seorang pemain saham dapat menjadi orang yang terkaya di dunia, seperti Warren Buffett. Banyak orang yang tidak tahu dan tidak percaya. Mereka hanya tahu banyak orang yang rugi, orang kaya jadi miskin karena bermain saham, bahkan ada yang bunuh diri karena saham.

Kedua, seorang pemain saham punya banyak waktu, bebas, dan tidak dipusingkan oleh urus-mengurus karyawan, pelanggan, dan lain-lain. Di perusahaan, status investor saham adalah sleeping partner, sehingga waktu luangnya bisa diisi dengan hal-hal yang disukai.

Ketiga, semua keuntungan perusahaan menjadi milik pemegang saham, padahal yang bekerja keras adalah direksi, komisaris, manajer, dan seluruh karyawan, tetapi mereka hanya menerima gaji dan bonus. Mereka tidak punya hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Memiliki perusahaan yang untung besar seperti memiliki mesin pencetak uang.

Sejak kapan Anda bermain saham?
Saya bermain saham sejak 1989, 22 tahun yang lalu. Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orangtua hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya belum punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya jadi pegawai tata usaha di bank, waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya. Kemudian saya bisa bekerja sambil kuliah. Saya pilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudian keluar dari bank dan fokus main saham.

Anda saat ini punya saham apa saja?
Saya punya saham sekitar 30 emiten, antara lain di Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), dengan kepemilikan 8,29% lebih. Saham saya banyaknya bukan di LQ45. Kepemilikan saya di saham lain di bawah 5%. Saya tipe investor jangka panjang.

Kalau trading, dapatnya receh, kalau jangka panjang dapat uangnya besar. Saya pegang saham ini sudah enam tahun. Saya beli tahun 2005 seharga Rp 250 dan harganya sempat menyentuh Rp 31.500. Belum saya jual, padahal gain-nya sudah 12.600%.

Cara Anda memilih saham?
Saya lihat manajemen. Apakah menerapkan good corporate governance (GCG) atau tidak. Saya cari dari kompetitornya, biasanya mereka tahu. Saya cari tahu agar tidak beli kucing dalam karung, karena ini menyangkut harta saya. Jangan membeli sesuatu yang tidak kita tahu. Lihat manajemen, apakah pengelolanya jujur atau tidak. Jangan sampai pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga saya sebagai sleeping partner dirugikan.

Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain. Kemudian lihat sektor usahanya, bagus atau tidak. Ada sektor yang kurang menarik, misalnya sepatu, tekstil, dan garmen. Tetapi ada juga yang menarik, seperti kelapa sawit dan pakan ayam.

Orang banyak makan ayam karena ayam merupakan sumber protein termurah dan dampak negatifnya terhadap kesehatan lebih rendah dibanding yang lain. Perhatikan juga apakah emiten bersangkutan mengalami pertumbuhan atau tidak.

Kriteria pertumbuhan, konkretnya seperti apa?
Ada empat tipe perusahaan. Pertama, perusahaan yang rugi terus, ada yang kadang untung, dan kadang merugi. Kemudian, perusahaan yang untung besar terus, tapi stagnan. Ada juga perusahaan yang growing secara berkala, misalnya dari Rp 2 triliun, Rp 5 triliun, dan seterusnya. Ini perusahaan yang baik dan yang saya cari. Lihat kinerjanya lima tahun ke belakang. Lihat masa lalunya.

Bagaimana jika lima tahun pertama tumbuh, tetapi lima tahun berikutnya ternyata turun?
Biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh, ke depannya akan mengalami hal yang sama. Kalau sudah lima tahun berturut-turut growing, tandanya itu super company.

Setelah melihat fundamental emiten, apa lagi yang Anda perhatikan?
Harga. Saya lihat dari price to earning ratio(PER)-nya. Jangan bilang saham A karena harganya Rp 250 dibilang murah, dan saham B yang harganya Rp 70.000 dibilang mahal. Maksudnya, saham yang harganya Rp 70.000 bisa lebih murah dibanding saham yang harganya Rp 250. Kita lihat kemampuan emitennya dalam membukukan keuntungan.

Berapa PER yang ideal saat membeli suatu saham?
Saya pikir, yang reasonable untuk dibeli yaitu yang PER-nya di bawah lima kali, itu sangat menarik dan potensial. Tapi biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya sudah di atas 10 kali.

Soal timing, kapan saat yang paling tepat untuk masuk pasar?
Yang paling bagus membeli saham adalah saat sedang krisis seperti di Yunani, Eropa, dan AS. Ada pepatah lama yang tidak perlu dilupakan, buy on weakness. Dan, harus be greedy when others are fearful dan sebaliknya, be fearful when others greedy.

Bukankah itu sulit diterapkan?
Saya banyak baca buku tentang Warren Buffett. Saya belajar dari orang yang sudah terbukti berhasil investasi di pasar saham. Dia sudah membuktikannya, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nggak mungkin kan kalau saya belajar dari Bernard Madoff? Ha, ha, ha, ha…

Ternyata orang seperti Madoff, mantan bos bursa Nasdaq tapi tidak bisa mengelola uang nasabah. Ini menunjukkan bahwa dia hanya tahu semua peraturan di bursa saham, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menjadi kaya di pasar saham.

Berarti, kuncinya ada di mental?
Mental bisa bagus saat kita tahu apa yang kita beli. Kebanyakan orang panic karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Ini pelajaran penting. Saya berikan ilustrasi. Waktu itu saya ke Harvard University, saya tanya biaya kuliah di sana berapa? Ternyata bisa sampai US$ 40.000, keluar dari sana semua jadi orang pintar. Dengan belajar seharga US$ 40.000, kita bisa menjadi orang pintar.

Tapi di pasar saham, kita sudah habiskan puluhan miliar rupiah belum tentu jadi pintar, malah bisa tambah bingung, seperti Madoff yang sudah menghabiskan uang masyarakat sebesar US$ 60 miliar, apakah dia menjadi pintar? Bisa saja di penjara dia berpikir, kenapa saham yang dibeli turun dan yang dijual justru naik.

Jadi, intinya pintar saja tidak cukup. Untuk menjadi investor yang kuat, kita harus mengetahui perusahaan satu per satu. Semua orang bisa seperti itu, asalkan mau baca. Bacalah laporan keuangan emiten satu per satu.

Jadi, Anda tipe investor fundamental?
Saya 100% fundamental karena lihat manajemennya atau pertumbuhan perusahaan. Kalau teknikal, hanya grafik, semuanya diabaikan. Saya yakin itu tidak benar. Tapi memang harus selektif. Dari 400-an saham yang ada di bursa domestik, cukup banyak yang fundamentalnya bagus. Terkadang, ada yang terjebak.

Anda tidak memantau pergerakan harga saham setiap saat?
Kenapa kita pusing? Karena kita beli saham yang tidak kita ketahui. Ada yang tidak bisa tidur karena PER sahamnya 100 kali atau 200 kali. Lalu, kenapa kita tidak bisa tidur kalau PER-nya hanya lima kali?

Bukankah investor sering terbawa arus karena faktor nonfundamental?
Saya lihat investor di pasar modal kebanyakan ikut-ikutan. Saat marketmengalami booming, semua masuk. Saatmarket buang-buang saham, mereka ikut-ikutan. Mayoritas hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang dibeli. Jadi, belajarlah dari orang yang memang sudah berhasil dan ikuti langkahnya. Jangan percaya saat ada iklan yang bilang dapat untung besar saat indeks turun. Kalau bisa seperti itu, hebat sekali. Bahkan, orang sekelas Warren Buffett saja, saat pasar saham AS turun, dia juga mengalami kerugian.

Anda berinvestasi pada instrument selain saham?
Tidak, hanya saham. Hampir semua uang saya ada di pasar modal. Dana tunai saya hanya 15%, sisanya portofolio saham. Kenapa saya sisakan segitu? Itu untuk antisipasi kalau pasar modal kita jatuh, sehingga saya masih bisa beli saham lagi.

Dari mana Anda membiayai kebutuhan hidup sehari-hari?
Saya bisa hidup dari dividen yang saya terima. Misalnya harga saham suatu emiten yang saya beli bulan lalu Rp 610, sekarang harganya Rp 2.375, kemudian saya jual. Awalnya saya berniat menahannya untuk jangka panjang. Tapi kalau untungnya sudah sampai 300% dalam sebulan, saya lepas. Untuk emiten yang bagus sekali, tetap saya keep untuk jangka panjang. Kalau emitennya kurang meyakinkan dan naiknya signifikan, lebih baik saya lepas.

Saat krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial 2008, Anda mengalami kerugian juga?
Saya sempat mengalaminya juga. Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh, tapi tetapbe greedy when others are fearful. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham, karena saya tahu pasar modal akan naik lagi. Dan, itu terbukti. Akhirnya uang saya meningkat 150.000%.

Bagaimana Anda menyikapi perkembangan harga saham saat ini, terutama yang terkait dengan krisis utang di Eropa dan krisis finansial di AS?
Saat IHSG terkoreksi, wajar saja kalau nilai portofolio saya ikut turun. Tetapi ketika turun, saya sama sekali tidak ikut-ikutan menjual, bahkan saya membeli dan menambah saham saya, karena saya yakin satu hari saham-saham saya akan naik kembali, bahkan dapat lebih tinggi dari sebelumnya.

Apa filosofi hidup Anda?
Filosofi hidup saya adalah bagaimana saya bisa menjadi kaya sambil tidur. Karena di perusahaan status saya adalah sleeping partner, saya tidur tetapi saham-saham perusahaan saya bekerja buat saya secara dahsyat. Getting rich while sleeping. Saya pakai waktu saya delapan jam untuk tidur, selebihnya saya pakai untuk bersenang-senang dan mengerjakan apa yang saya sukai.

Sumber: Investor.Co.Id

By rahayu – Feb 10, 2016 68038 6

Hipwee.com – Bahasa Inggris kini sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Sejak di bangkusekolah, menguasai bahasa yang disebut-sebut jadi bahasa internasional ini adalah sebuah keharusan. Bahkan, sudah jadi mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional. Bener nggak?Bahkan, walaupun sudah tidak di bangku sekolah, baca-baca berita dari portal dengan sumber bahasa Inggris sudah jadi kebutuhan. Untuk tetap update, kamu pun juga harus menguasai bahasa ini.

Sudah bukan rahasia lagi kalau grammaratau tata bahasasudah menjadi momok turun-temurun saat mempelajari bahasa Inggris. Tenang, kamu nggak perlu merasa takut dan kesulitan lagi. Hipwee sudah merangkum 11 tips asik dan mujarab dalam mempelajari grammar.

1. 12 Tenses nggak akan bikin kamu kebingungan lagi. Timeline ini akan memudahkan kamu untuk pakai tenses yang mana.

Timeline sakti mandraguna via http://www.englishlessonsbrighton.co.uk

Tenses adalah momok paling menakutkan yang sering bikin putus asa waktu mempelajarinya. Karena bahasa Inggris itu akan selalu menjadikan waktu sebagai pembeda dalam setiap konteksnya. Beda dengan bahasa Indonesia
yang nggak bikin pusing. Contohnya saja kalimat ini….

SAYA MAKAN.

Dalam bahasa Indonesia, kegiatan makanmu ini tidak memiliki patokan waktu. Sedangkan bahasa inggrisnya, kamu harus menyesuaikan dulu dengan waktu.

Kapan makannya? Kemarin? Tadi? Atau besok? Bentuk verb-nya juga akan ikut berubah.

Nah, kamu tidak perlu bingung lagi. Semua masalah untuk menghafalkan tenses akan terselesaikan dengan menghafalkan dari timeline ini. Jadi lebih mudah, kan?

2. Menghafalkan verb bentuk 1-2-3, baikregular dan irregular bisa kamu siasati dengan trik asik di kartu-kartu ini.

Coba mainin kartu ini…. via http://www.amazon.ca

Untuk melancarkan usahamu menguasai tenses, kamu nggak boleh berpuas diri dulu. Ada satu hal lagi yang harus kamu selesaikan, yaitu menghapalkan berbagai macam tenses.Verb tenses terbagi jadi 2 bentuk, beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular). Dari verbs-nya sendiri, terbagi jadi 3 bagian, yaitu verb bentuk1, 2, dan 3 yang punya bentuk yang berbeda-beda, kan. Dan yang perlu kamu tahu, verb itu banyak banget jumlahnya.

Untuk membantumu menghapal verb 1,2,3, alangkah baiknya kamu buat dengan aktifitas yang menyenangkan. Coba kamu hapalkan 5 buahverb dalam sehari yang sudah kamu tulis dalambentuk kartu-kartu. Kalau sehari kamu bisa hapal 5 kata kerja dan ketiga bentuk verb-nya, tiap minggu kamu bisa hapal 35 verbs. Satu bulan, kamu sudah hapal berapa banyak bentuk verbs?Memudahkan sekaligus menguntungkan kamu, kan?

3. Penggunaan at, in, on sudah bukan masalah lagi dengan diagrampreposition ini.

Diagram sakti via happyhuhoho.wordpress.com

Preposition adalah kata yang dipakai untuk melengkapi keterangan waktu dan tempat. Terdiri dari at, in, dan on. Kadang, banyak orang dibuat bingung dengan penggunaan ketiga kata ini karena pada dasarnya memiliki arti yang hampir sama, yaitu di dan pada. Nah, untuk membedakan cara pemakaiannya, kamu akan dipermudah dengan diagram segitiga di atas. Bingung udah nggak akan mengusikmu lagi kan, guys.

4. Mau pakai relative pronouns sudah tidak perlu bingung. Tinggal bedakan posisi objek dalam kalimatnya.

Kurang lebih seperti ini… via http://www.crafting-connections.blogspot.co.id

Untuk menghubungkan kalimat, dibutuhkan kata ganti untuk menambah keterangan. Di bahasa Inggris, ada 5 macam relative pronoun, yaituwho, whom, what, which, dan that. Di tiap pronoun, punya fungsi masing-masing tergantung dari subyek yang diterangkan. Coba kamu hapalkan satu satu. Kamu tinggal pakai sesuai dengan posisinya di dalam kalimat.

WHO = MENGGANTIKAN KETERANGAN ORANGSEBAGAI SUBYEK.

WHOM = MENGGANTIKAN KETERANGAN ORANG SEBAGAI OBYEK.

WHICH =MENGGANTIKAN KETERANGAN SUBYEK DALAM BENTUK BENDA.

WHOSE =MENGGANTIKAN KETERANGAN MILIK.

THAT = MENGGANTIKAN KETERANGAN SUBYEK DALAM SEGALA BENTUK.

5. Nggak usah rebutan punyaku atau punya orang lain. Possesive pronouns gampang kok buat dihapalin.

Mudah kan via http://www.showme.com

Buat menentukan kepemilikan dari sesuatu, kamu nggak perlu susah-susah untuk menghapalkan. Kamu bisa cari di googletabel possesive pronouns. Dijamin, kamu akan dimanjakan dengan berbagai macam tabel yang lengkap. Kamu bisa hapalkan dengan mudah kan jadinya. Mungkin kamu bisa sedikit berkreasi dengan nyanyian. Jadi lebih gampang diingat, kan?

6. Bikin kalimat pasif itu semudah menjentikkan jari aja kok sebenernya. Tinggal ubah sedikit to be dan verb-nya.

Ini contohnya… via http://www.showme.com

Kalimat pasif itu nggak susah kok guys sebenernya. Aturan mainnya adalah dengan memosisikan obyek sebagai subyek kalimat. Nah, kalau di bahasa Inggris, kamu tinggal ubah to be dan verb-nya dalam bentuk yang berbeda.

7. Pakai determiners sudah nggak perlu khawatir salah. A, an, danthe bisa ditentukan dari melihat subyeknya aja.

Like this… via ctl.yale.edu

Dalam bahasa inggris, determiners itu penting. Untuk menentukan determiners yang harus dipakai di awal kalimat,dapat dilihat darisubyeknya kok. Kalau subyeknya lebih dari 1, kamu tidak perlu pakai determiners apa-apa. Kalau subyeknya berawalan huruf konsonan, kamu bisa pakai a. Sedangkan jika subyeknya adalah diawali atau dilafalkan seperti huruf vokal, kamu wajib pakai an. Gampang, kan?

8. Menentukan anything, something, dan nothing itu mudah. Asal tahu aturan mainnya aja.

Anything nothing something via remijones.deviantart.com

Kata-kata ini adalah yang sering banget dipakai dalam berbagai kalimat dalam bahasa Inggris.Namun sering juga ada yang salah dalam menggunakannya. Ada perbedaan dalam penggunaan masing-masing kata. Something digunakan untuk kalimat positif. Kalau anything sih biasanya digunakan untuk kalimat tanya dan kalimat negatif. Pun demikian dengannothing. Nothing digunakan untuk kalimat negatif dan tanya. Bedanya adalah dari segi makna. Nothing berarti “tidak” sedangkan anythingbermakna “apa saja”.

9. Bikin kalimat majemuk pake who, which, where, dan semacamnya nggak perlu mikir lama lagi sekarang dengan memahami relativeclause.

Gampang kok sebenernya via http://www.cepagernika.com

Untuk menyusun sebuah kalimat, paling tidak dibutuhkan sebuah subyek, predikat, dan obyek. Kalau kamu ingin mengasah kemampuanmu untuk membuat kalimat majemuk, dibutuhkan kata hubung untuk memperjelas kalimatberikutnya.Dalam bahasa Inggris, ada who, which, where, yang punya fungsi sendiri- sendiri.Nggak berbeda jauh dari relative pronouns sebenernya, inibisa digunakan dalam kalimat yang lebih kompleks aja.

10. Mau bikin kata-kata manis pake comparative dan superlative adjective sudah bukan masalah besar.

Contoh tabelnya~ via http://www.tes.com

Dalam membuat perbandingan, kamu juga harus berusaha lagi untuk mempelajarinya. Yaitu dengan memahami materi comparative dan superlative adjective. Caranya membedakannya mudah banget, nih.

Dalam membandingkan sesuatu yang memiliki sifat yang “lebih” dari yang lain, kamu bisa memakai rumus dari comparative adjective ini. Untuk kata sifat yang memiliki 2 suku kata, kamu cukup tambahkan -er di belakangnya. Jika kata sifatnya memiliki lebih dari 2 suku kata, kamu harus tambahkan more di depan kata sifat tersebut.

Sedangkan di superlative adjective, kamuakanmenjadikan sesuatu sebagai yang “paling” dalam sebuah kumpulan.Cara mainnya hampir sama. JikaUntuk kata sifat yang memiliki 2 suku kata, kamu cukup tambahkan -estdi belakangnya. Jika kata sifatnya memiliki lebih dari 2 suku kata, kamu harus tambahkan mostdi depan kata sifat tersebut.

11. Untuk hasil yang maksimal, jangan bosan untuk mengerjakan latihan soalnyaya. Karena practice makes perfect

Setelah mempelajari berbagai macam materi yang sudah mudah, jangan segan buat melatih pemahaman kamu, ya. Dengan terus berlatih, apa yang kamu dapat nggak akan mudah lupa dan akan terus kamu ingat. Nah, Hipwee jugasudah merangkum beberapa situs yang akan mempermudah belajar bahasa Inggrismu di artikel Meski Tanpa Ikut Kursus, 8 Situs Ini yang Bakal Membuat Skill-mu Bertambah Terus!. Selain itu, kamu pun tidak boleh bosan untuk terus mencoba cara belajar yang menyenangkan, seperti menonton film tanpa bantuan subtitle, mendengar dan memaknai lagu-laguyang berbahasa Inggris, dan berkomunikasi langsung dengan orang native-nya.

Dari 11 tips mujarab di atas, mana nih yang udah nggak sabar untuk kamu praktekkan, guys? Semakin tekun kamu belajar, semakin mudah pula kamu menguasai grammar.Nggak usah takut salah lagi deh.

Kembali

Posted: Agustus 21, 2015 in Artikel

Setalah sekian lama wakum

I’am Back